Kamis, 28 Maret 2013

• BAMBU KUNING (Bambusa vulgaris)



A.    Pendahuluan
Bambusa vulgaris merupakan tumbuhan yang sebagian besar berada dikawasan  asia tenggara, khususnya kawasan asia tropis. Jenis ini diyakini sebagai bambu yang paling banyak dibudidayakan diseluruh penjuru kawasan tropis dan subtropis, dikawasan Asia Tenggara, bambu jenis ini banyak dibudidayakan, sering dijumpai didesa-desa, dipinggir-pinggir sungai dan sebagai tanaman ornamental di perkotaan.
bambu kuning dapat diperbanyak dengan cara rhizoma, stek rumpun atau cabang, cangkok dan kultur jaringan. Namun seringkali bambu jenis ini deperbanyak dengan cara rhizoma yang diambil dari rumpun usia 1 - 2 tahun. Namun adapula cara yang mudah dan sering dilakukan adalah stek rumpun atau cabang. Umumnya, rumpun yang akan di stek adalah rumpun yang tidak terlalu tua. penanaman pada akhir periode musim hujan dianjurkan dengan jarak penanaman 6 – 12 m x 6 – 12 m.

B.     Foto
C.    Klasifikasi
Kingdom              : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom        : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi         : Spermatophyta (Mengahsilkan biji)
Divisi                   : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas                    : Liliopsida(Berkeping dua /dikotil)
Sub Kelas                        : Commelinidae
Ordo                    : Poales
Family                  : Poaceae (suku rumput- rumputan)
Genus                  : Bambusa
Spesies                 : Bambusa vulgaris Schard.Es J.C

D.    Karakteristik
Berikut ini adalah karakteristik dan fitur umum yang dapat digunakan untuk identifikasi bambu, antara lain :
Ø  Rizoma
 

  • Panjang dan diameter rizoma: pendek dan tebal, panjang dan tipis.
  • Sifat rizoma: sebagai penopang batang, merambat di permukaan, atau merambat di bawah tanah.
  • Kehadiran mata tunas pada rizoma: ada atau tidak ada
  • Posisi Akar: hanya di sekeliling nodes atau acak.
Ø  Batang
 
  • Jarak antar batang: berdekatan dan membentuk rumpun, atau terpisah dan tidak membentuk rumpun rapat.
  • Sifat batang: tegak lurus, tegak dan melengkung, bersandar, merambat
  • Ukuran batang: tinggi dan diameter
  • Kehadiran nodes: menyendiri atau rapat.
  • Bentuk nodes: paralel, kecil dibawah dan lebar diatas.
  • Permukaan nodes: licin, tidak.
  • Warna nodes: hijau, hijau terang, hijau dengan garis putih, kuning dengan garis hijau.
  • Permukaan ruas: kasar, licin, kasar di bawah dan licin semakin ke atas.
  • Bentuk ruas, bulat, tidak.
  • Isi ruas (jika berongga): kosong, berdebu, ada cairan.
Ø  Kelopak Batang
  • Jumlah kelopak batang.
  • Variabel kelopak batang: bentuk sama, tipis, dan panjang di ujung, lebar dan pendek di pangkal, mengecil ke ujung.
  • Warna dan pola kelopak: berbintik, bergaris.
  • Permukaan kelopak: licin, diselimuti rambut, kasar.
  • Tekstur kelopak: keras, lunak
  • Postur kelopak: tegak, reflex, horizontal.
  • Keberadaan kelopak di batang: tetap ada, lepas dari batang.
Ø  Cabang
 

  • Posisi cabang: dibagian atas batang saja, diseluruh batang.
  • Sifat dan panjang cabang: cabang utama, cabang atas atau bawah.
  • Jumlah cabang: tunggal, dua, tiga.
  • Tempat muncul cabang: pada garis node, diatas node.
  • Postur cabang: horizontal, menyudut ke atas, menyudul ke bawah.
  • Modifikasi: memiliki duri.
Ø  Daun
  • Sifat daun: kaku, tegak, menggantung
  • Warna daun: hijau pada kedua sisi, lebih terang disatu sisi.
  • Bentuk daun: linear, meruncing.
  • Ukuran daun: lebar dan panjang
  • Struktur urat daun: terlihat jelas atau tidak terlihat bagian tengah, ada atau tidak ada cabang urat.
Ø  Bunga
 
 
  • Sifat: tegak, lunak, lentur.
  • Tempat muncul bunga: apakah muncul pada cabang yang memiliki daun, atau bunga bambu muncul pada cabang tanpa daun.
  • Ukuran: panjang dan lebar bunga.
  • Warna: barwarna hijau atau ungu.
Determinasi

Bambusa vulgaris merupakan tumbuhan yang berasal dari Dunia Lama, khususnya dari kawasan Asia tropis. Bambu kuning (Bambusa vugaris) tersebar di seluruh kawasan pantropikal, pada ketinggian diatas permukaan laut hingga 1200 m dpl. Bambu jenis ini dapat tumbuh baik didaerah dengan kondisi kelembaban udara dan tipe tanah yang luas. Di Asia tenggara, tumbuhan berumpun hijau ini telah tumbuh luas secara alami ditepi-tepi sungai, pinggir jalan dan ditanah-tanah yang lapang. Bahkan di Semenanjung Malaysia, bambu kuning tetap dapat tumbuh dengan baik di lahan-lahan terdegradasi yang mengandung timah.
Bambusa vulgaris dapat diperbanyak dengan menggunakan rhizoma, stek rumpun atau cabang, cangkok dan kultur jaringan. Stek rhizoma yang diambil dari rumpun berusia 1 - 2 tahun selalu memberikan hasil bagus. Cara termudah dan sering dilakukan adalah stek rumpun atau cabang. Umumnya, rumpun yang akan di stek adalah rumpun yang tidak terlalu muda atau tidak terlalu tua. Penanaman pada akhir periode musim hujan dianjurkan, dengan jarak penanaman 6-12 m x 6-12 m. 
  Golongan Tanaman
·         Liliopsida
Kelompok tumbuhan Liliopsida mempunyai akar serabut dan tulang daunnya sejajar atau melengkung. Batangnya tidak berkambium, tidak bercabang-cabang, tetapi beruas-ruas. Bagian bunga berjumlah tiga atau kelipatannya. Semua Liliopsida merupakan tumbuhan monokotil yang memiliki biji berkeping satu, mencakup sekitar 50.000 jenis yang dikelompokkan menjadi 40 famili. Beberapa jenis mempunyai habitus pohon, namun kebanyakan berupa herba semusim atau tahunan. Batangnya bercabang sedikit atau tidak sama sekali. Daunnya memiliki pelepah pada pangkalnya, kebanyakan berupa daun tunggal dengan tulang daun yang sejajar atau melengkung. Jaringan pembuluh tersusun dalam berkas yang tersebar dalam jaringan empulur. Batangnya tidak mempunyai kambium sehingga hanya terjadi pertumbuhan oleh jaringan primer. Bunga Liliopsida mempunyai bagian bunga dengan jumlah kelipatan 3.







DAFTAR PUSTAKA
http://blog-indonesia.com/blog-archive-14769-48.html